
UPT BLK SUMENEP mengucapkan Selamat Memperingati Hari Jadi Kab Sumenep ke-752 Tahun 2021. Semoga Kabupaten Sumenep tambah maju dan membangun Kabupaten Sumenep menjadi lebih baik dari sebelumnya demi kesejahteraan masyarakat…
Hari Jadi Kabupaten Sumenep jatuh pada tanggal 31 Oktober 1269. Pada tanggal 31 Oktober 2021 Kabupaten Sumenep berusia 752 Tahun, dibalik angka 752 Tahun ini memiliki filosofi logo, yaitu ;
1. Warna merah pada angka 7 sebagai simbol yang terinspirasi bentuk warangka keris. Artinya simbol tersebut merupakan penggambaran bahwa Sumenep sebagai Kota Keris. Warna merah sebagai simbol keteguhan hati masyarakat Sumenep dalam menghadapi pandemi Covid-19.
2. Warna hijau pada angka 5 sebagai simbol safety, dan kehidupan. Artinya, mencerminkan bahwa keamanan dan kesehatan jiwa masyarakat menjadi prioritas pemerintah dalam penanganan Covid-19.
3. Warna kuning pada angka 2 sebagai simbol harapan dan keyakinan. Artinya, keyakinan bahwa setelah semua upaya dengan sinergitas dilakukan akan muncul sebuah harapan, yakni Sumenep terbebas dari pandemi Covid-19.
4. Simbol wabah Covid-19 dengan berbagai variannya yang tengah mewabah di lingkungan masyarakat Sumenep. Artinya, warna oranye menunjukkan bahwa penanganan pandemi Covid-19 menjadi prioritas program Pemerintah.
5. Kemudian pertama ada simbol-simbol garis di angka 7 menunjukkan penggambaran mobilitas warga Sumenep yang terbatas selama masa pandemi. Kedua, simbol-simbol garis di angka 2 menunjukkan di tengah keterbatasan itu masyarakat tetap berusaha untuk survive dan tetap beraktivitas dengan mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan.
(Sumber : Redaksi Advokasi.co)
Dan semua pegawai ASN diwajibkan Bepakaian Adat Bangsawan karna memakai baju adat sebagai pelestarian nilai-nilai budaya lokal sekaligus memberikan semangat aparatur dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab seperti ketokohan Arya Wiraraja sebagai pendiri Kabupaten Sumenep, Tegas Bupati Sumenep, Ahmad Fauzi, SH, MH.
Baca Selengkapnya di https://advokasi.co/sambut-hari-jadi-sumenep-ke-752-dengan-sederhana-begini-filosofi-logonya